Jumat, 17 Juni 2011

Ranca Darah


Angin berhembus di kesunyian malam
Sepi emcekam…………….
Tiba-Tiba…..
Dar……Der….Dor….
Suara tembakan hirup pikuk
Suara teriakan dimana-mana
Allahu Akbar…. Allahu Akbar
Pergi….pergi…..Tinggalkan Kami……


Kuterjang sampai titik darah penghabisan
Suara jeritan rintihannya……
         Sangat mengiris hati
         Di kegelapan malam
         Di bawah pohon rimbun jati
         Darah mengalir deras sekali
         Dari nyawa –nyawa yang berasal
         Dari seorang pria yang gagah berani



Itulah Kapten Halim
Hingga Kini Ranca Darah tak terlupakan
Antara Wanayasa dan Purwkarta






Walaupun orang membenciku
Tetapi ku harus bersikap baik
kepada semua orang…………………..

Biarlah semua orang bicara apa
Tetapi  Aku jangan bersikap sombong & Egois
Semakin banyak orang membenciku,
Semakin peluang tuk kita menjadi sukses

Tetaplah pandang ke depan
Masih banyak waktu tuk memperbaikinya………..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar