Jumat, 17 Juni 2011

Ragu


Cintamu membalur hanyat di ronggaku
Menggeliat pelan, mengalir , membasuh
Kebekuan dalam lorong sunyi
                
Di bilik jantungku
Dan kala ku raih cintamu
Jari tangan ku bertahan
Dan membeku

Urung…….
Segala asa yang bertanam
Akan kah gagal ku raih
Hanya isyarat tatapan matamu
Yang bias menyakinkan hatiku


Akan tetapi semuanya kelam
Tak ada satu pun isyarat itu
Dengan lunglai menengadah
Mengiringi ke pergian-nya






Ranca Darah


Angin berhembus di kesunyian malam
Sepi emcekam…………….
Tiba-Tiba…..
Dar……Der….Dor….
Suara tembakan hirup pikuk
Suara teriakan dimana-mana
Allahu Akbar…. Allahu Akbar
Pergi….pergi…..Tinggalkan Kami……


Kuterjang sampai titik darah penghabisan
Suara jeritan rintihannya……
         Sangat mengiris hati
         Di kegelapan malam
         Di bawah pohon rimbun jati
         Darah mengalir deras sekali
         Dari nyawa –nyawa yang berasal
         Dari seorang pria yang gagah berani



Itulah Kapten Halim
Hingga Kini Ranca Darah tak terlupakan
Antara Wanayasa dan Purwkarta






Walaupun orang membenciku
Tetapi ku harus bersikap baik
kepada semua orang…………………..

Biarlah semua orang bicara apa
Tetapi  Aku jangan bersikap sombong & Egois
Semakin banyak orang membenciku,
Semakin peluang tuk kita menjadi sukses

Tetaplah pandang ke depan
Masih banyak waktu tuk memperbaikinya………..

Mengapa Semua Orang Membenci ku?


Aku sendiri dalam kesedihan
Menatap Indahnya Alam
Mengapa semua orang membeci ku?

Seolah-olah ku sendiri disini
         Tak ada satu pun orang yang menemaniku
Apa kesalahanku sehingga orang membenciku?
 Aku selalu bertanya-tanya seperti itu…..


Walaupun orang membenciku
Tetapi ku harus bersikap baik
kepada semua orang…………………..

Biarlah semua orang bicara apa
Tetapi  Aku jangan bersikap sombong & Egois
Semakin banyak orang membenciku,
Semakin peluang tuk kita menjadi sukses

Tetaplah pandang ke depan
Masih banyak waktu tuk memperbaikinya………..

Aku


AKU…………
 hanyalah setitik debu yang hina
yang rapuh dan tak lupat
dari hilaf serta dosa
tersadar didalam keruh
setelah begitu jauh melangkah
setelah begitu jauh berpetualang
setelah terlalu lama terlena dan mendosa
akan kenikmatan nafsu dunia fatamorgana
mungkinkah kan mengelupas dari tubuh ini,,,
kotoran-kotoran, atau bau yg menusuk
yang telah mendarah daging menjadi satu..
MUngkinkah Nur itu tlah mati??

Aku terkadang jauh ...
Begitupun engkau ......
Ingat engkau masa-masa itu....
Yang terbelenggu di hati kita selalu

Rabu, 15 Juni 2011

Sahabatku

Sahabatku adalah tetesan embun pagi
yang jatuh membasahi kegersangan hati
hingga mampu menyuburkan seluruh taman sanubari
dalam kesejukan

Sahabatku adalah bintang gemintang malam di angkasa raya
yang menemani kesendirian rembulan yang berduka
hingga mampu menerangi gulita semesta
dalam kebersamaan

Tp itu adalah dahulu ketika Zaman belum berubah
ketika puisi mengungkap kebenaran hati
ketika zaman belum berubah munafik dan dengki...
ketika zaman belum penuh tipu dan daya...

Saat ini,.. mungkinkah ada itu yg namanya sahabat sejati..???
jawabnya di hati kalian dan kejujuran kalian..
Mungkin Ada tapi juga Semu belaka






Semuanya terasa sunyi .....
Dimanakah engkau berada wahai sahabtkU?
Jngan kau pernah meninggalkanku sendiri karna kaulah sahabt sejatiku
Bila mana kau tak ada di sini ku kan selalu merindukanmu....

Wahai sahabt.....
Kau bagaikan embun yang membentangi malam
Kau yg selalu menemaniku
Kau yg selalu membuat aku tersenyum

Sahabt ada satu kata yan ingin aku ucapkan kpdamu
Jngan pernah meninggalkanku
Walaupun kau berada disana jngan pernah melupakan diriku
Karna kau dan aku selalu ada di hati.....
Hanya sahabtlah yng membuat kita bahagia


Sahabat

Cerita lama yg telah lalu , jauh & tk mungkin trluka
Kisah keterbatasan & perjuangan...
Dimana hanya tawa trkadang membuat kita nangis
Kisah ketika kita memendam kepedihan

Demi satu mimpi terkadang kita duduk diatas......
Terkadang kita duduk dibawah
Ketika malam, sepi yg kita rasa
Begitu pagi hanyalah cepat berlalu,bahagia